Review Perkuliahan
Nama :
Abiy Risabethe
NIM :
14712259016
Kelas :
P2TK dikdas
Diriku
yang
akan
dan
sedang
membangun
Learning Trajectory
Di
dalam bahasa filsafat, setinggi-tinggi ilmu tujuan hidup manusia adalah sopan
dan santun terhadap ruang dan waktu. Maksudnya kalau kita dapat mewujudkannya
maka itu merupakan prestasi yang bagus. Namun semua memiliki keterbatasan. Manusia
berusaha mengerti potensi dalam keterbatasan dan mengetahui batasan dalam
mengembangkan potensi. Manusia makhluk yang sempurna di dalam
ketidaksempurnaan. Hidup adalah ikhtiar di dalam takdir. Mencari keselarasan
antara dunia dan akhirat. Diam di dalam gerak dan bergerak di dalam diam.
Kita
perlu mengerti diri sendiri untuk dapat mengerti orang lain. Urusan di dunia
itu plural, bukan tunggal. Seperti halnya siswa memiliki keterbatasan. Hakikat
anak SD adalah melakukan kesalahan. Maka sering disebut aliran Falibisme. Jika
seorang anak selalu benar maka dikatakan aliran Absolutisme. Inilah cara
memahami siswa dari sisi filsafat.
Dalam membelajarkan siswa ada istilah yang disebut dengan learning trajectory dan teaching
trajectory. Keduanya adalah
satu kesatuan. Baik learning trajectory maupun teaching
trajectory memiliki beberapa bentuk yaitu,
bentuk formal, bentuk normative, bentuk spiritual, dan bentuk material. Bentuk formal learning
trajectory dengan wujud berupa dokumen resmi yang mencakup UUD 1945,
Undang-undang, Peraturan pemerintah,
kurikulum, silabus, RPP, LKS dan sebagainya. Dalam bentuk
material, wujudnya berupa konteks dan konten dimana konteks bias berupa artefak (secarafisik), lingkungan
(budaya), dan sampai pada perangkat pembelajaran. Dalam bentuk
normative, berupa buku,
makalah ilmiah, penelitian, jurnal, sampai pengetahuan filsafat yang memiliki tiga makna yaitu hakikat (wadah dan isi), metode, etik dan estetik. Dalam bentuk
spiritual, berupa syariat,
hakikat, dan makrifat.
Cara
untuk mengetahui cara berpikir siswa. siswa sebagai warga negara memiliki hak,
pendidikan, kesejahteraan, keselamatan, kecerdasan. Maka kita dapat
mengeksplore/meneliti bagaimana kedudukan siswa di dalam filsafat merentang
dari lingkungan budaya indonesia maka dapat digunakan Ing Ngarso Sung Tuladha,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
Perangkat
material digali, dalam bentuk filsafat paradigma, teori, konten materialnya
atau fenomenanya, atau data, pengalamannya. Maka akan diolah antara teori dan
praktek. Simulasi dalam bentuk video PBM. Paradikma/teori diambil dari membaca
referensi menghubungkannya.
Learning
Trajectory membahas bagaimana guru memahami cara belajar peserta didik dan bagaimana
guru mampu untuk merubah pembelajaran di kelas sesuai dengan temuan-temuan berdasarkan refleksi dan melakukan penelitian-penelitian
guru di kelas tersebut agar dapat lebih bermakna bagi siswa. Sedangkan
teaching trajectory merupakan praktek
guru tentang teori-teori yang
sudah dipelajari dalam
mata kuliah learning trajectory.
Pelajaran Matematika dianggap sebagai pelajaran
yang menakutkan bagi
siswa. Adalah tantangan bagi guru dalam merubah paradigma tersebut. Karena secara hak,
peserta didik berhak untuk memperoleh pengetahuan dan kecerdasan tanpa paksaan. Yang seharusnya adalah bahwa guru berperan
untuk memberikan fasilitas, kesempatan, ruang dan waktu kepada siswa agar siswa
mampu membangun sendiri pengetahuannya sesuai dengan yang diinginkan peserta didik
sehingga peserta didik tidak merasa dipaksa dan dapat berkembang lebih baik.
Piaget menguraikan dalam teorinya tentang perkembangan, bahwa siswa usia
7-11 tahun yaitu usia anak pada masa sekolah dasar
yang masuk pada tahap operasional konkret. Dimana ciri anak pada tahap ini adalah mampu berpikir secara logis dan sisitematis tentang symbol yang berkaitan dengan benda-benda konkrit. Learning trajectory adalah usaha untuk memahami siswa berdasarkan teori dan tahapan perkembangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar